Selasa, 10 Oktober 2023

INTIP SUKA DUKA JADI MAHASISWA PEER COUNSELING CORNER DI UNIVERSITAS NEGERI MALANG, BEGINI PENGALAMAN MEREKA

INTIP SUKA DUKA JADI MAHASISWA PEER COUNSELING CORNER DI UNIVERSITAS NEGERI MALANG, BEGINI PENGALAMAN MEREKA








Adistya Ardiansyah l Blogspot.com                        Rabu, 11 Oktober 2023 l 07.30 WIB

Akun Instagram resmi  Peer Counseling Corner Universitas Negeri Malang, Rabu (11/10).

Universitas Negeri Malang - Para mahasiswa yang tergabung dalam Peer Counseling Corner (PCC) Universitas Negeri Malang memiliki pengalaman unik dan menarik untuk dibagikan seputar suka duka saat menangani konseling. Dalam wawancara kali ini, kita mendengarkan cerita dari tiga mahasiswa PCC yang turut berdedikasi: Benita, Siti Nur Mahmudah, dan Adzam Rizqi Ramadhani.

Benita: Membangun Kebahagiaan dari Mendengarkan Cerita

Menjabat sebagai ketua PCC, Benita merasaakan kebahagiaan tersendiri saat dapat membantu mahasiswa lain sebagai pendengar. "Suka rasanya merasakan kebahagiaan ketika bisa membantu orang lain dengan menjadi pendengar," ucapnya. Menurutnya, berperan menjadi konselor mampu membukakan berbagai sudut perspektif serta wawasan baru dalam menghadapi permasalahan. Benita pun menyadari bahwa terkadang terdapat masalah yang lebih rumit daripada yang dia pernah alami dalam hidupnya, yang membuat Benita termotivasi untuk bangkit.

Tentu saja, ada momen kesulitan selama pekerjaannya menjadi konselor. Terkadang, dia merasa terbawa emosi dalam suasana pada saat mendengarkan cerita konseli. "Kadang ada beberapa konseli yang bingung mengungkapkan masalahnya, jadi kita sebagai konselor makin bingung lagi," tuturnya. Benita merasa takut apabila nasehat yang mereka sarankan tidak sesuai dengan kebutuhan konseli.

Siti Nur Mahmudah: Mengasah Keterampilan Berpikir Kritis

Siti Nur Mahmudah menegaskan bahwa menjadi mahasiswi PCC membantunya dalam mengasah keterampilan komunikasi yang berpikir kritis. "Kita dapat mengasah skill berkomunikasi yang baik dan mendapatkan banyak pelajaran hidup dari cerita para konseli," jelasnya. Namun, ada pula momen yang susah ketika dia merasa belum mampu memberikan solusi yang sesuai bagi masalah konseli yang kompleks. "Terkadang emosi buruk yang bersumber dari cerita konseli, seperti sedih, marah, kesal, dapat mempengaruhi suasana hati saya," tambahnya.

Adzam Rizqi Ramadhani: Meningkatkan Rasa Bersyukur dan Empati

Adzam Rizqi Ramadhani merasa bahwa menjadi mahasiswa PCC telah meningkatkan rasa syukurnya. "Saya menemukan contoh nyata bahwa banyak di luar sana yang sedang juga berjuang untuk menyelesaikan masalahnya," katanya. Mendengarkan konseli juga membantunya untuk meningkatkan rasa kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu selama menjalankan konseling, Adzam pun dapat belajar melatih keterampilan problem solving dirinya.

Seperti teman-temannya yang lain, Adzam juga menghadapi hambatan saat merasa sukar memahami tindakan yang harus dilaksanakan oleh konseli. "Kadang-kadang masalah yang dialami konseli belum relevan dengan pengalaman saya, seperti masalah hubungan asmara atau skripsi," ucapnya. Adzam mengakui bahwa suasana hati yang tidak stabil ternyata mampu menjadi kesulitan dalam memberi dukungan yang dibutuhkan konseli.

Meski suka dan duka mengiringi peran mereka sebagai mahasiswa PCC, mereka telah berjuang membantu sesama mahasiswa Universitas Negeri Malang agar tetap nyaman dan bersemangat dalam menjalani kehidupannya sebagai seorang mahasiswa.

Layanan Peer Counseling Corner di kampus ini ialah bukti nyata bahwa empati masih ada di dunia perkuliahan. Semoga semangat mereka dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap sesama.

Editor: Adistya Ardiansyah


0 komentar:

Posting Komentar