Pelaksanaan Kajian Kalam Hikmah Kitab oleh pemateri Ustadz Abdul Basid (sebelah kanan pada foto) kepada para peserta (sebelah kiri pada foto) di Masjid Al Hikmah UM pada hari Kamis (26/10).

Penyampaian materi kajian Kalam Hikmah Kitab oleh Ustadz Abdul Basid, selaku dosen Departemen Bahasa Arab, Universitas Negeri Malang. Kamis (26/10).

Penayangan Kitab Ta'lim Muta'alim karya Syeikh Az-Zarnuji dalam bentuk pdf di layar videotron, selama kajian berlangsung. Kamis (26/10).

Siaran langsung selama acara Kajian Kalam Hikmah Kitab di akun instagram resmi @badandakwahmasjid (sebelah kiri pada foto). Ustadz Abdul Basid (sebelah kanan pada foto). Kamis (26/10).

Pembacaan Surat Al-Kahfi secara bersama-sama oleh para peserta dan panitia saat setelah sholat Maghrib. Pembacaan surat ini merupakan rangkaian dari acara Kalam Hikmah Kitab pada hari Kamis (26/10).

Kamis, 26 Oktober 2023

FOTO: UKM BDM Al Hikmah Universitas Negeri Malang Sukses Mengadakan Kajian Kalam Hikmah Kitab

FOTO: UKM BDM Al Hikmah Universitas Negeri Malang Sukses Mengadakan Kajian Kalam Hikmah Kitab

Adistya Ardiansyah  l Blogspot.com      Jumat, 27 Oktober 2023 l 07.30 WIB

Universitas Negeri Malang - UKM Badan Dakwah Masjid (BDM) Al Hikmah telah melaksanakan kajian Kalam Hikmah Kitab yang sampaikan oleh pemateri, Ustadz Abdul Basid, S.Th.I., M.Th.I., Ph.D., selaku dosen Departemen Bahasa Arab, Universitas Negeri Malang, pada hari Kamis (26/10).

Sebelum dimulainya acara, para panitia menyiapkan peralatan dan setting lokasi, tepatnya di dalam Masjid Al Hikmah Universitas Negeri Malang di lantai 1. Beberapa peralatan kajian yang digunakan seperti, karpet untuk alas peserta dan pemateri, meja, mic, dan sebagainya. Penayangan kitabnya sendiri dalam bentuk file pdf yang ditampilkan melalui videotron agar terlihat jelas oleh peserta.

Sekitar pukul 16.00 WIB, kajian dimulai dengan pembukaan oleh MC, kemudian pembacaan ayat suci Al-Quran, dan penyampaian oleh pemateri. Kitab yang digunakan dalam kajian kali ini yaitu kitab Ta'lim Muta'alim karya Syeikh Az-Zarnuji. Dalam kajian ini, Ustadz Abdul Basid menyampaikan mengenai bagaimana urgensi seorang murid sebagai penuntut ilmu dalam menerapkan adabnya pada seorang guru. Selama kajian berlangsung, para peserta mengisi presensi kehadiran pada lembar yang telah disediakan oleh panitia.

Setelah sesi penyampaian materi, dilanjutkan dengan tanya-jawab oleh peserta kepada pemateri. Lalu, acara ditutup dengan pembacaan doa.

Terdapat acara lanjutan yakni membaca Surat Al-Kahfi secara bersama-sama yang dilakukan setelah sholat Maghrib berjamaah. Pembacaan Surat Al-Kahfi ini merupakan serangkaian dari acara kajian Kalam Hikmah Kitab dan berlangsung khidmat.

Sebagai informasi tambahan, seluruh acara kajian Kalam Hikmah Kitab ini juga disiarkan secara langsung melalui live instagram akun resmi @badandakwahmasjid.

Editor: Adistya Eka Sis Ardiansyah

Selasa, 10 Oktober 2023

INTIP SUKA DUKA JADI MAHASISWA PEER COUNSELING CORNER DI UNIVERSITAS NEGERI MALANG, BEGINI PENGALAMAN MEREKA

INTIP SUKA DUKA JADI MAHASISWA PEER COUNSELING CORNER DI UNIVERSITAS NEGERI MALANG, BEGINI PENGALAMAN MEREKA








Adistya Ardiansyah l Blogspot.com                        Rabu, 11 Oktober 2023 l 07.30 WIB

Akun Instagram resmi  Peer Counseling Corner Universitas Negeri Malang, Rabu (11/10).

Universitas Negeri Malang - Para mahasiswa yang tergabung dalam Peer Counseling Corner (PCC) Universitas Negeri Malang memiliki pengalaman unik dan menarik untuk dibagikan seputar suka duka saat menangani konseling. Dalam wawancara kali ini, kita mendengarkan cerita dari tiga mahasiswa PCC yang turut berdedikasi: Benita, Siti Nur Mahmudah, dan Adzam Rizqi Ramadhani.

Benita: Membangun Kebahagiaan dari Mendengarkan Cerita

Menjabat sebagai ketua PCC, Benita merasaakan kebahagiaan tersendiri saat dapat membantu mahasiswa lain sebagai pendengar. "Suka rasanya merasakan kebahagiaan ketika bisa membantu orang lain dengan menjadi pendengar," ucapnya. Menurutnya, berperan menjadi konselor mampu membukakan berbagai sudut perspektif serta wawasan baru dalam menghadapi permasalahan. Benita pun menyadari bahwa terkadang terdapat masalah yang lebih rumit daripada yang dia pernah alami dalam hidupnya, yang membuat Benita termotivasi untuk bangkit.

Tentu saja, ada momen kesulitan selama pekerjaannya menjadi konselor. Terkadang, dia merasa terbawa emosi dalam suasana pada saat mendengarkan cerita konseli. "Kadang ada beberapa konseli yang bingung mengungkapkan masalahnya, jadi kita sebagai konselor makin bingung lagi," tuturnya. Benita merasa takut apabila nasehat yang mereka sarankan tidak sesuai dengan kebutuhan konseli.

Siti Nur Mahmudah: Mengasah Keterampilan Berpikir Kritis

Siti Nur Mahmudah menegaskan bahwa menjadi mahasiswi PCC membantunya dalam mengasah keterampilan komunikasi yang berpikir kritis. "Kita dapat mengasah skill berkomunikasi yang baik dan mendapatkan banyak pelajaran hidup dari cerita para konseli," jelasnya. Namun, ada pula momen yang susah ketika dia merasa belum mampu memberikan solusi yang sesuai bagi masalah konseli yang kompleks. "Terkadang emosi buruk yang bersumber dari cerita konseli, seperti sedih, marah, kesal, dapat mempengaruhi suasana hati saya," tambahnya.

Adzam Rizqi Ramadhani: Meningkatkan Rasa Bersyukur dan Empati

Adzam Rizqi Ramadhani merasa bahwa menjadi mahasiswa PCC telah meningkatkan rasa syukurnya. "Saya menemukan contoh nyata bahwa banyak di luar sana yang sedang juga berjuang untuk menyelesaikan masalahnya," katanya. Mendengarkan konseli juga membantunya untuk meningkatkan rasa kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu selama menjalankan konseling, Adzam pun dapat belajar melatih keterampilan problem solving dirinya.

Seperti teman-temannya yang lain, Adzam juga menghadapi hambatan saat merasa sukar memahami tindakan yang harus dilaksanakan oleh konseli. "Kadang-kadang masalah yang dialami konseli belum relevan dengan pengalaman saya, seperti masalah hubungan asmara atau skripsi," ucapnya. Adzam mengakui bahwa suasana hati yang tidak stabil ternyata mampu menjadi kesulitan dalam memberi dukungan yang dibutuhkan konseli.

Meski suka dan duka mengiringi peran mereka sebagai mahasiswa PCC, mereka telah berjuang membantu sesama mahasiswa Universitas Negeri Malang agar tetap nyaman dan bersemangat dalam menjalani kehidupannya sebagai seorang mahasiswa.

Layanan Peer Counseling Corner di kampus ini ialah bukti nyata bahwa empati masih ada di dunia perkuliahan. Semoga semangat mereka dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap sesama.

Editor: Adistya Ardiansyah