Penyampaian pengajian umum oleh Kyai Haji Imam Ma'ruf setelah sholat maghrib di Masjid Agung Jami' Kota Malang, Kamis (28/9). Malang - Peringatan Maulid Nabi di Masjid Agung Jami' Kota Malang sukses digelar dengan dihadiri oleh Kyai Haji Imam Ma'ruf selaku Imam Besar Masjid Agung Kepanjen, seni hadrah ISHARI cabang Jabung, serta para jamaah yang terbuka secara umum, pada hari Kamis (28/9). Tepat setelah sholat maghrib berjamaah, acara dimulai dengan pembukaan, pembacaan surat Al-Fatihah, pembacaan ayat suci Al-Qur'an, kemudian sambutan oleh Haji Abdul Aziz selaku Ketua Yayasan Masjid Agung Jami' Malang. Beliau turut menyampaikan terima kasih kepada para jamaah yang telah menyempatkan hadir dalam memperingati Maulid Nabi. Kemudian, beliau menginformasikan bahwa Kyai Haji Abdul Mujib Imron selaku Pengasuh Pondok Pesantren Al-Yasini Areng-Areng Pasuruan yang juga menjadi pengisi pengajian umum pada acara Maulid Nabi kali ini berhalangan hadir, sehingga digantikan oleh Kyai Haji Imam Ma'ruf. Memasuki acara pengajian umum, beliau menyampaikan tema kajian tentang bagaimana sejarah perayaan Maulid Nabi dari zaman ke zaman. Dimana esensi Maulid Nabi sudah ada sejak dahulu dengan perayaan yang sesuai zamannya. Namun dalam kajiannya tersebut, beliau pun menyampaikan sejarah pada tahun 1355, perayaan Maulid Nabi mulai keluar dari jalurnya. Banyak kemaksiatan-kemaksiatan yang dicampurkan dalam acara Maulid Nabi, sehingga dalam penutup kajiannya beliau mengingatkan kepada para jamaah agar merayakan Maulid Nabi yang masih dalam koridor syariat. "Namun, pada tahun 1355 Maulid Nabi mulai offside, perayaan sudah disertai alat-alat musik yang tidak mendukung, membaca Qur'annya sedikit, sudah melakukan kegiatan diluar agama seperti adu jotos, bermain drama, dan sebagainya" tegas beliau kepada para jamaah pengajian umum. Penyampaian pengajian umum oleh Kyai Haji Imam Ma'ruf berlangsung khidmat namun tetap dengan keunikan beliau, beberapa kali jamaah sempat dibuat tertawa kecil dengan guyonan beliau. |